Digital cinema
merupakan teknologi digital untuk proyek perfilman. Digital cinema yang biasa
ditemukan seperti DVD atau blue-ray dalam video. Selain dalam perfilman,
digital cinema dapat ditemukan dalam video yang diubah ke format HD, sehingga
film yang ada dibioskop dapat ditonton dimana saja. Dalam penayangan film hanya
dapat di satu tempat saja, sehingga digunakan satelit untuk dioperasikan ke
bioskop lainnya tanpa harus menyalin film tersebut.
Saatnya untuk membahas perkembangan digital cinema itu
sendiri. Sebelumnya, cinema berasal dari kata Cinemathographie yaitu cinema-tho
yang berarti cahaya, dan graphie yang berarti gambar, sehingga disebut melukis
gambar denga cahaya. Pada tanggal 23-29 Oktober 1998, The Last Broadcast
menjadi film pertama yang end-to-end digital diproduksi dan dipamerkan di
cinema di Providence, Orlando, Philadelphia, Portland, dan Minneapolis yang
ditularkan oleh satelit yang diproyeksikan dengan DLP proyektor. Dalam
pembuatan yang digunakan untuk menangkap cahaya adalah menggunakan kamera,
sehingga dulu itu ada kamera khusus untuk cinema digital. Dan proyektor yang
digunakan untuk menayangkan sinema digital berbeda dengan proyektor untuk
sinema konvensional.
Dengan perkembangan proyektor untuk menayangkan sinema
digital sehingga dengan dikembangkan resolusi proyektor sinema digital yang
berbasis non sinema yaitu proyektor berbasis DPL. Dan pada tahun 2009 proyektor
berbasis non sinema telah dipasang diseluruh dunia, dan paling banyak terdapat
di Amerika Utara. Dalam harga pun akan semakin meningkat dengan perkembangan
jaman dan teknologi. Perbedaan proyektor itupun dapat dilihat dari resolusi
yang semakin tinggi dan dengar ukuran tayangan yang lebih besar.
Sumber : http://www.rendzhimaru.net/digital-cinema?ckattempt=1
Sumber : http://www.rendzhimaru.net/digital-cinema?ckattempt=1
0 komentar:
Posting Komentar