Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Image Widget

Image Widget

Format Audio Surround (Dolby, dan DTS)

Minggu, 25 Oktober 2015


            Dalam perfilman suara merupakan efek yang sangat berpengaruh dalam kualitas film tersebut. Aplikasi suara yang digunakan dalam membuat film salah satunya Dolby. Dolby Digital pertama kali masuk dalam pasar perfilman saat dirilisnya film Batman Return tahun 1992. Sebelum Dolby Digital adalah Kodak CDS (Cinema Digital Sound) yang ternyata lebih dulu beredar dipasar pada tahun 1990 dengan salah satu film berjudul Terminator 2. Lalu muncul DTS (Digital Theater System) yang digunakan dalam film Jurassic Park dan Last Action Hero yang menjadi pesaing dari Dolby. System surround saat ini tidak hanya untuk fil theatre, tetapi juga digunakan konsumen sebagai DVD.

            Pada tahun 1982 Dolby Laboratries inc mulai memberikan lisensi yang membolehkan system audio surround untuk konsumsi perangkat rumah seperti perangkat VCR. Dolby Surround merupakan trade mark yang menunjukkan bahwa system audio dari rekaman audio atau video tersebut telah menggunakan system ini.  Dobly Surround adalah standar format rekaman audio yang mengencode 4 kanal suara menjadi 2 kanal stereo.

            DTS Digital merupakan perkembangan system DTS pada tahun 1992. System DTS memiliki 6 kanal suara dengan format 5.1. Ukuran data DTS lebih besar atau standar ratio compresinya tidak efisien dibandingkan DD, namun argument yang dikemukakan oleh DTS adalah semakin kecil ratio kompresi maka suara yang dihasilkan DTS akan lebih natural.


sumber : http://gloriaentertainment.blogspot.co.id/2011/09/format-audio-surround-dolby-dtx-dan-thx.html

Cinema 4D


          Cinema 4D digunakan untuk membuat animasi 3D yang mudah digunakan dengan tingkat kualitas yang lebih bagus dan animasi yang ditampilkan terlihat lebih nyata. Cinema 4D merupakan software grafis yang sangat terkenal, cinema tersebut dibuat oleh perusahaan Mexon di Jerman. Dengan kelebihan yang ada pada cinema 4D membuat software ini menjadi banyak digunakan perusahaan untuk membuat film yang berkualitas tinggi karena dengan adanya kemampuan polygonal modelling, animating, lighting, texturing, dan rendering. Film yang telah dibuat dengan kualitas tinggi menggunakan 4D yang memang berhasil dan terkenal dalam dunia perfilman karena hasil animasi yang memuaskan dan terlihat sangat nyata. Spider-Man, Surfs, Up, Fantastic Four, Ghost Rider, Superman Return, berikut beberapa film yang cukup terkenal karena efek yang dibuat menggunakan cinema 4D, dan masih banyak lagi film yang menggunakan software tersebut.

            Cinema 4D memiliki pemrograman bahasa sendiri untuk mengembangkan platform independen plug-in. Cinema 4D dapat dijalankan pada Windows dan Maschintosh PC versi Linux untuk penggunaan studio komersial. Cinema 4D dikembangkan untuk Amiga computer diawal tahun sembilah puluhan, dan dua versi pertama dari program yang tersedia secara eksklusif untuk platform tersebut.

            Aplikasi ini bergantung pada banyaknya digunakan teknologi computer 3D yang bekerja dengan cara menciptakan titik yang membentuk permukaan ketika terhubung. Ilusi tiga dimensi diciptakan dengan memodelkan objek dari permukaan ganda seperti gambar, film, dan permainan lingkungan.

Perkembangan Cinema Digital

          Digital cinema merupakan teknologi digital untuk proyek perfilman. Digital cinema yang biasa ditemukan seperti DVD atau blue-ray dalam video. Selain dalam perfilman, digital cinema dapat ditemukan dalam video yang diubah ke format HD, sehingga film yang ada dibioskop dapat ditonton dimana saja. Dalam penayangan film hanya dapat di satu tempat saja, sehingga digunakan satelit untuk dioperasikan ke bioskop lainnya tanpa harus menyalin film tersebut.
            Saatnya untuk membahas perkembangan digital cinema itu sendiri. Sebelumnya, cinema berasal dari kata Cinemathographie yaitu cinema-tho yang berarti cahaya, dan graphie yang berarti gambar, sehingga disebut melukis gambar denga cahaya. Pada tanggal 23-29 Oktober 1998, The Last Broadcast menjadi film pertama yang end-to-end digital diproduksi dan dipamerkan di cinema di Providence, Orlando, Philadelphia, Portland, dan Minneapolis yang ditularkan oleh satelit yang diproyeksikan dengan DLP proyektor. Dalam pembuatan yang digunakan untuk menangkap cahaya adalah menggunakan kamera, sehingga dulu itu ada kamera khusus untuk cinema digital. Dan proyektor yang digunakan untuk menayangkan sinema digital berbeda dengan proyektor untuk sinema konvensional.
            Dengan perkembangan proyektor untuk menayangkan sinema digital sehingga dengan dikembangkan resolusi proyektor sinema digital yang berbasis non sinema yaitu proyektor berbasis DPL. Dan pada tahun 2009 proyektor berbasis non sinema telah dipasang diseluruh dunia, dan paling banyak terdapat di Amerika Utara. Dalam harga pun akan semakin meningkat dengan perkembangan jaman dan teknologi. Perbedaan proyektor itupun dapat dilihat dari resolusi yang semakin tinggi dan dengar ukuran tayangan yang lebih besar.

Sumber : http://www.rendzhimaru.net/digital-cinema?ckattempt=1