Hari
kedua perhelatan konferensi teknologi NXTCON 2014 diadakan
pada Kamis (8/5) kemarin. Salah satu tema diskusi yang tak ketinggalan ikut
dibahas yakni pembahasan tentang industri gaming lokal. Disampaikan oleh
praktisi yang datang dari penggiat startup gaming lokal dan internasional, sesi
diskusi ini mengangkat pembahasan perihal tantangan industri game di Indonesia
beserta dengan pertumbuhan di platform mobile.
Untuk
membahas hal tersebut, pada diskusi ini NXTCON mengundang sejumlah nama yang
tak asing lagi di jagat industri game lokal seperti; Anton Soeharyo (founder
TouchTen), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), dan juga Dien Wong (co-founder
& CEO AlterMyth Studio). Tak hanya dari pemain lokal saja, masukan dari
pemain startup internasional juga turut dihadirkan. Dalam hal ini, Justin Kan
yang merupakan sosok dibalik startup live video platform Justin.tv juga
didaulat untuk mengisi sesi diskusi yang menarik ini.
Dari
sisi bisnis, pertumbuhan pasar industri game di Indonesia sebenarnya cukup
memiliki potensi. Di awal tahun ini saja, laporan pemasukan industri game online
di Indonesia sempat dilaporkan mencapai
angka pendapatan yang cukup fantastis, yakni sekitar USD 190 juta.
Namun, di satu sisi pendapatan besar tersebut hanya dialami oleh online game
publisher yang notabene sebagai pihak penerbit judul-judul game asing yang
masuk ke Indonesia. Seakan berbanding terbalik dengan kondisi tersebut, para
pemain startup game lokal merasa kondisi pasar Indonesia perihal pembelanjaan
game masih sangat kecil. Dien Wong mengatakan, saat ini tantangan bagi industri
game lokal yang jelas dihadapi di depan mata ialah bagaimana memperbaiki
kondisi tersebut.
“Dalam
industri game lokal, tantangan yang dihadapi adalah kami menemukan masih
rendahnya tingkat keinginan pengguna untuk membeli konten yang ada di game.
Jumlah gamer di Indonesia sangat besar namun sebagian besar mereka masih enggan
untuk membeli,” ungkap Dien di sela-sela diskusi panel. Ia menambahkan, cara
terbaik untuk memperbaiki kondisi itu adalah dengan dua cara yakni, melakukan
penyesuaian harga dengan kemampuan mayoritas pasar Indonesia dan juga
mengimplementasikan kemudahan transaksi. Hal ini diyakini Dien mampu membuat
pasar ingin membeli konten di dalam game.
Di
balik tantangan yang dihadapi, sisi bisnis yang cerah dari industri game lokal
justru diyakini akan berasal dari sektor mobile gaming yang disepakati seluruh
pembicara bahwa dalam sektor ini masa depan industri game lokal akan maju.
Disampaikan oleh Anton Soeharyo, saat ini pasar Indonesia tengah mengalami
pertumbuhan yang sangat baik di lini mobile game. “Growth dari sektor ini
sangat maju di Indonesia, untuk itu bagi pengembang fokus dalam mengembangkan game
mobile bisa mendatangkan potensi pasar yang lebih jelas ketimbang di platform
lain,” ujar Anton yang juga diamini oleh Arief Widhiyasa dari Agate Studio.
Terlepas
dari itu, dalam sesi diskusi ini juga diungkapkan betapa uniknya pasarnya
Indonesia yang rupanya masih memiliki potensi pada perangkat feature phone.
Kembali disampaikan oleh Dien Wong, pasar game lokal untuk feature phone masih
sangat besar dan bahkan bersanding dengan pasar game di smartphone. Menurutnya
dalam waktu-waktu ke depan bisnis game di sektor ini masih bisa mendatangkan
uang yang cukup banyak.
“Pasar
game di feature phone dalam dua hingga tiga tahun ke depan masih sangat
berpotensi di Indonesia. Walau begitu, bagi pengembang seperti kami untuk
membuat game di feature phone tak semudah jika membuat game di smartphone,”
imbuh Dien. Kesimpulan akhir dari pembahasan ini, untuk memajukan industri game
lokal yang dijalankan oleh banyak penggiat startup, penyesuaian perihal tren
yang sedang terjadi bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk memajukan
industri yang tak pernah kehilangan minat pasar secara global.
0 komentar:
Posting Komentar